Minyak bumi sebagai bahan bakar masa kini.
Pemanfaatan minyak bumi meningkat tajam sejak tahun 1950-an (pasca PD II) karena juga didukung oleh penemuan mesin bakar yang akhirnya locking (terkunci) antara mesin motor bakar dengan bahan bakarnya. Penguncian mesin dengan bahan bakar inilah yang menyebabkan kebutuhan batubara merosot tajam dalam penggunaannya dan tergantikan oleh minyak bumi. Jadi merosotnya penggunaan batubara ini bukan akibat batubara yang berkurang cadangan maupun produksinya.
Kitapun tahu saat ini cadangan migas juga sudah merosot, bahkan penemuan lapangan barupun juga semakin sulit. Dengan demikian hanya lapangan-lapangan besar saja yang mungkin akan tetap bertahan untuk berproduksi, kesepuluh lapangan migas terbesar yang perlu diketahui adalah :
1. Ghawar. Arab Saudi. 30 Milyar Barrel.
Inilah dia ! Rajanya lapangan minyak masa kini dan nantinya. Ghawar diperkirakan memiliki cadangan yang dapat diambil lebih dari 100 milyar barel minyak . Lapangan ini berukuran 160 mil panjang dan lebar 16 mil itu sering mengejutkan bahkan termasuk ahli geologi yang paling berpengalaman. Dengantotal minyak 60 miliar yang dihasilkan selama 60 tahun, Anda akan berpikir bahwa Ghawar sudah masuk pada fase senja. Namun Ghawar Saudi bersikeras bahwa masih akan kuat, memproduksi 4,5 juta barel per hari dari enam daerah penghasil utama dengan kemampuan untuk tetap berproduksi 5 juta barel per hari jika diperlukan.
Sebagai gambaran pembanding
Produksi Indonesia secara keseluruhan tahun 2009 ini sekitar 950 000 barel perhari Cadangan sisa seluruh lapangan minyak di Indonesia tahun 2009 sekitar 5 Milyar barel.
2. Qurna Barat. Irak. 21 Milyar Barrel.
Bulan Januari 2010, perusahaan patungan antara ExxonMobil dan Royal Shell Belanda mendapatkan kontrak untuk mengembangkan 9 milyar barel dari ladang minyak Qurna Barat. Mereka akan meningkatkan produksi minyak dari 300.000 barel per hari menjadi 2,3 juta barel per hari.
Cukup menarik ternyata kedua perusahaan minyak terbesar dari negara-negara yang menginvasi Irak pada tahun 2003. Dan saat ini mereka telah mendapatkan kesepakatan untuk mengembangkannya. Kontrak kerja ini bagi pemerintah Irak untuk mempertahankan kepemilikan lapangan minyak ini.
3. Majnoon. Irak. 13 Milyar Barrel.
Jumlah cadangan sebesar 13 Milyar barrel ini berada di daerah yang relatif kecil di dekat Sungai Efrat di Irak selatan. Karena berlimpahan begitu banyak sehingga membingungkan itu bernama Majnoon, bahasa Arab untuk “gila”.
Minyak yang secara engineering tergolong “mudah” diproduksikan ini belum dikembangkan sebagian karena lokasinya sangat dekat dengan perbatasan Iran. Tahun 1980-an, selama perang Iran-Irak, dilaporkan pemerintah (manajement) mengubur sumur, mereka khawatir bahwa mereka mungkin menjadi sasaran oleh pasukan Iran. Lapangan ini saat ini hanya berproduksi 50.000 barel per hari sekarang tapi memiliki potensi untuk melakukan 1,8 juta barel per hari.
4. Rumaila. Irak. 17 Milyar Barrel.
Pada bulan November, raksasa Inggris BP dan China National Petroleum memenangkan kontrak minyak pertama pasca-era Saddam untuk mengembangkan kembali lapangan Rumaila. Lapangan minyak ini terletak di perbatasan dengan Kuwait, dan sudah berproduksi sampai 1 juta barel per hari, angka ini merupakan setengah dari total produksi Irak.
Mitra BP dan CNPC ini berniat untuk menghabiskan $ 15 miliar untuk meningkatkan hingga 2.85 juta barel per hari. Produkci ini akan cukup untuk menempatkan Rumaila di tempat kedua di dunia setelah Arab Saudi’s Ghawar.
5. Khuzestan. Iran. 100 Milyar Barrel?
Khuzestan bukan hanya hanya nama lapangan minyak tetapi juga merupakan propinsi di mana 90% dari minyak Iran dihasilkan. Lapangan ini berbatasan dengan Irak dan merupakan rumah bagi bagian Ahwaz, yang diperkirakan akan memproduksi 300.000 barel per hari, dan bagian dari Yadavaran, yang sedang dikembangkan oleh China’s Sinopec di bawah kontrak senilai $ 70 miliar. Kesepakatan pengembangan ini yang dibuat pada tahun 2004.
Angka 100 Milyar Barrel ini tentunya merupakan angka psikologis. Bayangkan saja cadangan minyak Indonesia tahun 2010 ini saja hanya tersisa sekitar 5 Milyar Barrel yang terambil, walaupun masih ada 55 Milyar lainnya yang harus dengan teknologi lain !
6. Kashagan. Kazakhstan. 9 Milyar Barrel.
Ditemukan di Laut Kaspia pada tahun 2000, Kashagan memiliki cadangan terambil lebih dari 9 miliar bbl dari total minyak di tempat dari beberapa 38 miliar bbl. Kedalaman cadangan minyak ini berada pada dibawah 15,000 kaki (5 kilometer), minyak ini sangat korosif (19% hidrogen sulfida), dan untuk memproduksikannya juga mahal ($ 100 miliar plus). Produksi minyaknya diperkirakan akan mencapai 1,5 juta bpd pada akhir dekade ini (2020).
7. Khurais. Arab Saudi. 27 Milyar Barrel.
Saudi Aramco tahun lalu meletakkan dana khusus lebih dari $ 10 milyar untuk pengembangan Khurais. Ini termasuk pipa untuk membawa 2 juta barel per hari untuk injeksi air laut di bawah lapangan. Injeksi air ini, suatu teknik yang disempurnakan oleh Saudi di Ghawar, teknik ini merupakan kunci untuk Khurais dalam menghasilkan 1,2 milyar barel per hari. Lapangan ini sebagian telah dikembangkan pada tahun 1980 dengan produksi puncak pada tingkat 140.000 barel per hari. Batuan reservoir serta jebakannya sangat besar, tetapi sangat kompleksi sehingga minyak ini tidak “mudah” terambil … sehingga nyaris seperti ladang Irak yang belum tersentuh.
8. Tupi. Brasil. 8 Milyar Barrel.
Ditemukan dari Rio de Janiero pada 2006, lapangan Tupi merupakan temuan revolusioner untuk Brasil, yang pertama dari struktur raksasa termasuk Jupiter dan Carioca yang telah membentuk daerah sebagai salah satu cekungan minyak dan gas kelas dunia.
Ladang migas ini, secara umum, berada di bawah lebih dari satu mil air, tiga kilometer dibawah laut menembus pasir dan batu, kemudian satu mil lagi harus menembus kubah garam (salt dome).
Karena lapisan garam ini mengacak sinyal seismik, maka penentuan di mana sumur bor akan ditajak sangat sulit. Selain itu juga mahal, di sekitar $ 100 juta per sumur.
9. Carabobo. Venezuela. 15 Milyar Barrel.
Penawaran pada tujuh blok di bagian Carabobo Venezuela’s Orinoco berlangsung akhir Januari 2010. Blok yang ditawarkan ini mengandung sekitar 15 miliar barrel minyak berat, tar-seperti minyak. Serupa dengan pasir minyak Kanada, tidak ada resiko eksplorasi – semua orang tahu minyak ada. Permasalahan teknologi yang dihadapi hanya soal bagaimana mendapatkan minyak itu. Meskipun demam nasionalisasi ladang minyak, bank dan toko ritel, Presiden Venezuela Hugo Chavez tahu bahwa mereka membutuhkan modal asing dan keahlian untuk membuka minyak berat.
10. North Slope, Alaska. 40 miliar barrel?
Pada tahun 2025, tanpa perkembangan baru, produksi minyak North Slope (Lereng Utara) akan turun ke titik dimana tidak akan ada cukup minyak untuk menjaga Trans-Alaska Pipeline System berjalan. Pada tahun 2008 Departemen Energi Amerika Serikat melakukan studi dan menemukan bahwa Lereng Utara, termasuk Cadangan Minyak Nasional bagian dari Alaska National Wildlife Refuge dan lepas pantai Laut Beaufort dan Chukchi. Diperkirakan lapangan ini bisa menghasilkan hampir 40 miliar barel minyak dan lebih dari 125 triliun kaki kubik gas.
BP, ExxonMobil dan yang lain sudah gatal untuk membangun $ 30 miliar pipa untuk membawa gas ke Bawah 48. Namun tanpa dukungan politik, impian itu tidak akan terjadi.
1 comments:
Pemanfaatan minyak bumi meningkat tajam sejak tahun 1950-an (pasca PD II) karena juga didukung oleh penemuan mesin bakar Pengeboran Sumur Bandung
Posting Komentar